Selasa, 23 Maret 2010

TANGGUL BOGOR JEBOL, BEKASI TERANCAM BANJIR

TANGGUL BOGOR JEBOL, BEKASI TERANCAM BANJIR

Jumat, 12 Februari 2010

Bekasi, dobeldobel.com

Berdasarkan pengamatan di wilayah Cipinang Bali, pada sebuah persimpangan kalimalang dengan Kali Sunter di wilayah Pintu Air dekat kampus Akpindo, tampaknya debit air meningkat. Liputan gambar membuktikan hal tersebut. Lalu apakah tindakan yang akan diambil oleh pemerintah melalui dinas terkait dalam penanganan antisipasi banjir?

Sepertinya fungsi dari proyek BKT yang masih sedang dalam pengerjaan akan segera dijadikan alternatif untuk pengalihan arus luapan air dari jebolnya tanggul di Bogor. Tanggul Kali Angke Lima Curug, Sawangan Depok Jawa Barat ini memang telah menyisakan banyak korban, akankah hal ini berdampak merugikan bagi warga Jakarta maupun Bekasi?

Berikut cuplikan dari beberapa tulisan terkait.

Liputan6.com, Depok: Tanggul Kali Angke Lima di Curug, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/2) sore, jebol akibat banjir kiriman dari Bogor. Jembatan pun putus. Puluhan hektare tanaman padi juga rusak diterjang banjir. Meski tanggul yang jebol itu mulai diperbaiki, namun warga tidak dapat melintasi jalan karena jembatan belum berfungsi. Warga setempat berharap Pemerintah Kota Depok segera memperbaiki tanggul yang jebol, mengingat jalan di atas tanggul adalah penghubung antarkampung dan berikut ini pula berita terkait dengan jebolnya tanggul air di daerah Bekasi

BEKASI--MI: Derasnya arus dari Kali Cikeas dan Kali Cileungsi yang masuk ke Kali Bekasi mengakibatkan tanggul sepanjang 20 meter di perumahan Pondok Mitra Lestari Jati Asih Bekasi jebol hingga menjadikan warga perumahan tersebut khawatir rumah mereka digenangi air. "Kita berharap pemerintah kota secepatnya memperbaiki tanggul tersebut karena tengah musim hujan dan permukaan air Kali Bekasi seringkali melebihi tinggi badan saat hujan deras di hulunya," ujar Syofyan, warga Rw 13 Komplek perumahan Pondok Mitra Lestari (PML), Rabu (10/2). Kini di sekitar tanggul yang ambrol terlihat lima buah tiang berjejer berdiri diatas permukaan sungai. Beberapa runtuhan tanggul terlihat menutupi permukaan air sungai yang kini kembali surut. Pada Rabu dinihari permukaan air cukup tinggi akibat hujan deras di daerah Bogor. Permukaan air telah mencapai bibir jalan namun karena air mengalir deras ke laut, maka air sungai tidak sampai mengakibatkan banjir.





Hana,50, warga setempat mengatakan, jebolnya tanggul membuat dirinya khawatir, karena air permukaan sungai akan langsung meluber ke komplek dari tanggul yang jebol itu bila hujan deras turun di Bogor. "Kalau hujan di Kota Bekasi tidak sampai mengakibatkan kompleks ini banjir. Biasanya yang kita khawatirkan adalah banjir kiriman yang datang tidak menentu tanpa disertai hujan," ujarnya. Kepala Bidang Tata Air Dinas Bina Marga dan Tat Air Kota Bekasi, Yurizal, mengatakan, telah melakukan antisipasi terhadap jebolnya tanggul kali Bekasi tersebut dengan memasang karung pasir. Ia mengatakan, pada Selasa malam aparat Tata Air telah mendatangkan pekerja untuk membuat tanggul pengamanan sementara dengan memasukkan pasir kedalam karung dan menyusunnya lima karung keatas berjejer setebal empat karung. "Secepatnya lokasi itu akan kita pasang bronjong yang diisi batu kali. Bronjong bisa menahan derasnya air Kali Bekasi dan kita juga mendapat bantuan dari Provinsi Jawa Barat untuk penanggulangannya," katanya. Menurut Yusrizal, pada Juni 2010 nanti di lokasi tersebut akan dibangun sepanjang 100 meter lagi tanggul untuk penguatan tebing kali Bekasi.

"Bila penguatan tebing kali Bekasi terealisasi, tebing kali Bekasi di lokasi itu tidak akan longsor lagi," kata Yurizal. Di lokasi kini juga terlihat kawat-kawat serta batu-batu gunung yang sudah dipecah berukuran besar untuk dijadikan bronjong namun belum terlihat adanya kegiatan pemasangannya. Setiap kali musim penghujan tiba sebagian besar komplek perumahan di Kota Bekasi yang berada di sisi selatan tol Jakarta-Cikampek selalu kebanjiran, seperti komplek perumahan Kemang Ifi, komplek perumahan Pondok Hijau Permai (PHP), Pondokgede Permai, Jatiasih Permai, perumahan Jati Mulya dan sejumlah komplek perumahan lainnya.

Ratusan hektar sawah di Kampung Cideurum, Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin yang tinggal sebulan lagi dipanen terancam gagal. Pasalnya, kurang pasokan air akibat jebolnya saluran irigasi di desa setempat setelah hujan yang mengguyur selama empat hari terakhir.“Irigasi itu jebol Selasa petang, agar air bisa mengalir, warga bergotong royong membuat saluran sementara dengan memanfaatkan gentong di sepanjang irigasi yang jebol,” ujar Hasan, petani setempat, Rabu. Katanya, irigasi itu satu satunya saluran air yang mengairi lahan pesawahan yang digarap sekitar 170-an petani. “Jika tidak cepat diperbaiki, pasokan air mulai berkurang, kami khawatir bulan depan panen akan gagal,” keluhnya.
Safrudin Jepri,Kepala Desa Ciherang Pondok yang mengaku sudah ke lokasi jebolnya irigasi mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke kecamatan dan mendesak segera diperbaiki sebagai antisipasi agar petani berhasil panen. “Sejak Rabu pagi puluhan warga mendatangi kantor desa dan minta segera diperbaiki karena bukan hanya petani yang dirugikan, tapi puluhan tempat ibadah yang mengadalkan air dari irigasi ini juga kesulitan air,” jelasnya.
Kepala UPT Pengairan Ciawi, Caringin dan Cigombong Eman Sulaeman mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan irigasi tersebut dalam bantuan perbaikan bencana alam, mengingat daerah irigasi tersebut sangat dibutuhkan oleh warga dan petani setempat.

“Irigasi sepanjang 200 meter berada di atas tebingan,sehingga mudah terkena longsor,” katanya. (iwan/dms). Liputan6.com, Bogor: Tanggul Sungai Cigede di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Jawa Barat, jebol, Jumat (12/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Ribuan warga panik dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hujan deras yang mengguyur Bogor selama dua jam menyebabkan air sungai meluap sehingga tanggul tak kuat menahan air. Pantauan SCTV di Desa Leuwinutug, yang merupakan daerah di bantaran Sungai Cigede, ketinggian air di rumah-rumah mencapai 1,5 hingga dua meter.

Selain itu, ada empat Kecamatan lain yang terbenam yakni Cisarua-Puncak, Karang Tengah, Babakan Madang, dan Sukaraja.Sementara itu, debit air di Pintu Air Katulampa juga naik. Statusnya kini menjadi siaga empat.

(Diposkan oleh www.dobeldobel.co.cc di 10:54 Label: Lingkungan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar