Minggu, 07 Maret 2010

Kuat dan Lemahnya Perusahaan Pocari Sweat



TINGKATKAN PRODUKSI
AIO sedang menginvestasikan lagi dana US$ 2 juta untuk menambah kapasitas produksi melalui pembangunan pabrik baru sehingga nantinya kapasitas produksi mencapai 28 juta kaleng per bulan dengan jumlah pekerja bisa meningkat menjadi 170-180 orang.
Pembangunan pabrik yang lokasinya berada disamping pabrik lama ini memang bertujuan memenuhi target perusahaan yang menghendaki pasar Indonesia bisa menyerap 150 juta kaleng sampai akhir tahun ini. Pada tahun 2004, AIO telah berhasil memasarkan 103 juta kaleng dan pada tahun 2006 menargetkan setiap orang Indonesia mengkonsumsi satu kaleng Pocari Sweat per tahun sehingga penjualan akan mencapai 230 juta kaleng.
“AIO sebenarnya mengalami kerugian selama lebih dari 10 tahun dan mulai tahun 2002 baru memperoleh keuntungan,” kata Yoshihiro yang sudah cukup lancar berbahasa Indonesia setelah 5 tahun tinggal di Indonesia. Tetapi untuk menutup kerugian ini AIO mengekspor minuman Pocari ke negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. “Lonjakan penjualan tertinggi terutama terjadi pada masa krisis karena melemahnya mata uang rupiah menyebabkan harga minuman ini terlampau murah sehingga banyak importir ilegal yang mendatangkan produk ini ke negaranya,” ujar Yoshihiro.
Sejak tahun 2002 AIO hanya memasarkan minuman Pocari di Indonesia tetapi kebijakan ini akan diubah. Hal ini untuk menghapus kesan bahwa produk yang dihasilkan di Indonesia kurang berkualitas.
“Dalam waktu dekat kami akan menghapus label yang menyatakan produk minuman ini hanya dijual di Indonesia, ini sejalan dengan kebijakan perusahaan Otsuka di Jepang,” ujarnya.




Kebijakan ini untuk menekankan pada konsumen bahwa seluruh produk minuman Pocari memiliki standarisasi di semua negara. Strategi pemasaran dengan memberikan edukasi yang konsisten sangat penting bagi para konsumen.
Sebagian besar produk AIO untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, namun dengan peningkatan kapasitas produksi sebesar 28 juta kaleng per tahun maka Indonesia akan dijadikan pusat bagi distribusi produk minuman ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
AIO sendiri juga menjajaki pengembangan merek-merek baru mengingat di Jepang Otsuka memiliki banyak merek yang bisa diperkenalkan ke pasar Indonesia. “Jika nanti penjualan Pocari Sweat sudah mencapai 230 juta per tahun kami akan mulai melakukan ekspansi pasar dengan memperkenalkan produk-produk baru,” tandasnya.

MINUMAN ISOTONIK

Pada tahun 2004 pernjualan minuman Pocari Sweat meningkat pesat hal ini terkait dengan banyak kasus penyakit demam berdarah yang melanda Indonesia. Banyak dokter yang menganjurkan minum Pocari Sweat sebagai pengganti cairan tubuh yang telah hilang. Sebenarnya minuman isotonik tidak saja diperlukan oleh orang yang sedang sakit tetapi tubuh manusia sehabis melakukan aktivitas selama 24 jam pasti ada cairan tubuh berkurang dan ini bisa digantikan dengan minum minuman yang mengandung isotonik.
Edukasi pentingnya hidup sehat ini terus menerus dilakukan oleh AIO sebagai bagian dari strategi pemasaran agar produk-produnya semakin dikenal dan diterima masyarakat baik melalui promosi di berbagai media massa, seminar maupun melakukan kegiatan sponsor. Edukasi melalui medical channel juga telah ditempuh dengan bantuan para dokter yang memberi edukasi pada masyarakat bahwa sehabis aktivitas manusia kehilangan cairan tubuh.



Namun mulai tahun 1991, Perusahaan Otsuka Pharmaceutical, sebuah perusahaan farmasi di Jepang yang menjadi produsen minuman Pocari memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi awal US$ 6 juta. Otsuka Pharmaceutical di Indonesia memiliki enam anak perusahaan dan salah satunya yakni PT Amerta Indah Otsuka (AIO) sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis minuman kesehatan dengan merek Pocari Sweat.
Pada tahun 1991, AIO mendirikan pabrik di Lawang (Malang, Jawa Timur) yang memproduksi minuman Pocari. Pada waktu itu pabrik memiliki kapasitas produksi 7 juta kaleng per bulan.
Pabrik di Lawang beroperasi selama 13 tahun (1991- 2004), pada bulan Januari 2004 diputuskan memindahkan pabrik ke Sukabumi. Pertimbangannya untuk lebih menekan biaya produksi dan transportasi serta memberikan kemudahan penyediaan bahan baku. Pabrik penghasil minuman Pocari di Sukabumi saat ini telah mampu memproduksi 14 juta kaleng per bulan yang menyerap 150 pekerja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar